Buku Di Era Disrupsi Teknologi Dalam Bingkai Literasi Digital

Last Update 20 Mei 2024 dasrilsinuruik Gerak Digital


Gbr.1. Buku terpijak tanah rantau karya Joel Pasbar

terusbergerak.com_Di era digital yang serba canggih ini, hampir seluruh aspek kehidupan kita mengalami transformasi besar-besaran, termasuk dunia literasi. Buku, yang selama berabad-abad menjadi medium utama penyebaran ilmu pengetahuan dan budaya, kini tidak lagi terbatas pada bentuk fisik. Kehadiran e-book, audiobooks, dan platform digital lainnya telah mengubah cara kita mengakses dan menikmati bacaan.

Perubahan ini membawa serta tantangan dan peluang baru. Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana kita dapat memastikan bahwa transformasi ini tidak mengalihkan fokus kita dari tujuan utama: membangun dan memelihara minat baca yang positif di kalangan masyarakat.

Gbr.2. Giat literasi di Taman Baca Masyarakat terusbergerak Kecamatan Talamau

Masyarakat yang gemar membaca adalah masyarakat yang terus berkembang, kreatif, dan kritis. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tidak terjebak dalam nostalgia atau kekhawatiran akan hilangnya buku fisik. Sebaliknya, mari kita lihat ini sebagai kesempatan untuk memperluas akses terhadap pengetahuan dan literasi.

1. Aksesibilitas yang Lebih Luas

Digitalisasi buku memungkinkan akses yang lebih luas dan lebih mudah bagi semua orang. Di mana pun mereka berada, selama ada koneksi internet, mereka dapat mengakses ribuan buku dari berbagai genre dan bahasa. Ini adalah peluang besar untuk menjangkau mereka yang sebelumnya sulit mengakses buku fisik, seperti mereka yang tinggal di daerah terpencil atau memiliki keterbatasan fisik.

2. Inovasi dan Interaktivitas

Platform digital membuka pintu bagi inovasi dalam cara kita berinteraksi dengan teks. E-book dan aplikasi membaca dapat menyertakan fitur-fitur interaktif seperti catatan, highlight, kamus, dan bahkan video atau audio yang relevan. Hal ini dapat meningkatkan pemahaman dan keterlibatan pembaca, terutama bagi generasi muda yang tumbuh dengan teknologi.

3. Keberlanjutan dan Efisiensi

Dari perspektif lingkungan, buku digital menawarkan solusi yang lebih berkelanjutan dibandingkan dengan produksi buku fisik yang membutuhkan kertas dan tinta. Selain itu, penyimpanan digital menghemat ruang dan mempermudah koleksi bacaan.

Gbr. 3. Founder terusbergerak.com bersama Prof. Dr. Silfia Hanani, S.Ag, M.Si

Namun, semua manfaat ini akan sia-sia, jika kita tidak memperhatikan aspek paling fundamental dalam membangun budaya baca yang kuat. Oleh karena itu, strategi literasi harus fokus pada :

a. Pendidikan Literasi Digital :

Mengajarkan keterampilan literasi digital kepada masyarakat agar mereka dapat memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kebiasaan membaca.

b. Konten yang Relevan dan Berkualitas :

Memastikan ketersediaan buku-buku digital berkualitas yang relevan dengan kebutuhan dan minat berbagai kelompok masyarakat.

c. Komunitas dan Diskusi :

Mendorong pembentukan komunitas baca digital di mana para pembaca dapat berbagi pengalaman dan pandangan, serta berdiskusi tentang buku yang mereka baca.

d. Akses Terjangkau :

Menjamin bahwa akses ke buku digital tetap terjangkau, atau bahkan gratis, terutama untuk bahan bacaan pendidikan dan literasi dasar.

Gbr.4. Tampilan literasi Sekolah versi digital pada platform terusbergerak.com

Transformasi digital adalah sebuah kenyataan yang tak terelakkan, namun ini bukanlah akhir dari dunia buku. Ini hanyalah evolusi alami dalam cara kita mengakses dan menikmati literasi. Dengan fokus yang tepat pada minat baca yang positif dan inklusif, kita bisa memastikan bahwa buku, dalam bentuk apa pun, tetap menjadi jendela ilmu dan imajinasi bagi setiap individu.