Gbr.1. Buku terpijak tanah rantau karya Joel Pasbar
terusbergerak.com_Di era digital yang serba canggih ini, hampir seluruh aspek kehidupan kita mengalami transformasi besar-besaran, termasuk dunia literasi. Buku, yang selama berabad-abad menjadi medium utama penyebaran ilmu pengetahuan dan budaya, kini tidak lagi terbatas pada bentuk fisik. Kehadiran e-book, audiobooks, dan platform digital lainnya telah mengubah cara kita mengakses dan menikmati bacaan.
Perubahan ini membawa serta tantangan dan peluang baru. Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana kita dapat memastikan bahwa transformasi ini tidak mengalihkan fokus kita dari tujuan utama: membangun dan memelihara minat baca yang positif di kalangan masyarakat.
Gbr.2. Giat literasi di Taman Baca Masyarakat terusbergerak Kecamatan Talamau
Masyarakat yang gemar membaca adalah masyarakat yang terus
berkembang, kreatif, dan kritis. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tidak
terjebak dalam nostalgia atau kekhawatiran akan hilangnya buku fisik.
Sebaliknya, mari kita lihat ini sebagai kesempatan untuk memperluas akses
terhadap pengetahuan dan literasi.
1. Aksesibilitas yang Lebih Luas
Digitalisasi buku memungkinkan akses yang lebih luas dan
lebih mudah bagi semua orang. Di mana pun mereka berada, selama ada koneksi
internet, mereka dapat mengakses ribuan buku dari berbagai genre dan bahasa.
Ini adalah peluang besar untuk menjangkau mereka yang sebelumnya sulit
mengakses buku fisik, seperti mereka yang tinggal di daerah terpencil atau
memiliki keterbatasan fisik.
2. Inovasi dan Interaktivitas
Platform digital membuka pintu bagi inovasi dalam cara kita
berinteraksi dengan teks. E-book dan aplikasi membaca dapat menyertakan
fitur-fitur interaktif seperti catatan, highlight, kamus, dan bahkan video atau
audio yang relevan. Hal ini dapat meningkatkan pemahaman dan keterlibatan
pembaca, terutama bagi generasi muda yang tumbuh dengan teknologi.
3. Keberlanjutan dan Efisiensi
Dari perspektif lingkungan, buku digital menawarkan solusi yang lebih berkelanjutan dibandingkan dengan produksi buku fisik yang membutuhkan kertas dan tinta. Selain itu, penyimpanan digital menghemat ruang dan mempermudah koleksi bacaan.
Gbr. 3. Founder terusbergerak.com bersama Prof. Dr. Silfia Hanani, S.Ag, M.Si
Namun, semua manfaat ini akan sia-sia, jika kita tidak
memperhatikan aspek paling fundamental dalam membangun budaya baca yang kuat.
Oleh karena itu, strategi literasi harus fokus pada :
a. Pendidikan Literasi Digital :
Mengajarkan keterampilan literasi digital kepada masyarakat
agar mereka dapat memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kebiasaan membaca.
b. Konten yang Relevan dan Berkualitas :
Memastikan ketersediaan buku-buku digital berkualitas yang
relevan dengan kebutuhan dan minat berbagai kelompok masyarakat.
c. Komunitas dan Diskusi :
Mendorong pembentukan komunitas baca digital di mana para
pembaca dapat berbagi pengalaman dan pandangan, serta berdiskusi tentang buku
yang mereka baca.
d. Akses Terjangkau :
Menjamin bahwa akses ke buku digital tetap terjangkau, atau bahkan gratis, terutama untuk bahan bacaan pendidikan dan literasi dasar.
Gbr.4. Tampilan literasi Sekolah versi digital pada platform terusbergerak.com
Transformasi digital adalah sebuah kenyataan yang tak terelakkan,
namun ini bukanlah akhir dari dunia buku. Ini hanyalah evolusi alami dalam cara
kita mengakses dan menikmati literasi. Dengan fokus yang tepat pada minat baca
yang positif dan inklusif, kita bisa memastikan bahwa buku, dalam bentuk apa
pun, tetap menjadi jendela ilmu dan imajinasi bagi setiap individu.