Batang
Sinuruik nan melegenda,
Mengalir
begitu bersih, begitu jernih,
ikan-ikan
yang jinak sumber kehidupan dimasa lalu
Sungai
berkelok bak kisah hidup nan berliku,
Melukiskan
perjalanan panjang dalam riwayat yang indah
Ratusan
hektar sawah merenung bersama sungai,
Airnya
membasahi tanah, memberi hidup yang sejati.
Ikan-ikan
yang jinak menjadi teman setia dalam aliran,
Menyapa
dengan tulus dan hangat
Makanan
yang berlimpah simbol rejeki dari bumi,
Batang
sinuruik yang selalu memberi, tak pernah berhenti.
Kini…
Walau
airmu tak lagi sejernih dahulu
Walau
hujan nan turun layaknya bumi menangis tak lagi pasti
Walau
sapaan mentari yang tidak lagi sesuai janji karena kabut menyelimuti
Namun
seiring waktu dan musim berganti
Batang
Sinuruik….
Akan
kupastikan kenanganmu akan tetap bersemi,
Di
hati dan akan selamanya terpatri
Bukan
hanya dalam lirik lagu dan bait-bait puisi
Dan
juga bukan hanya tentang air dan ikan gariang nan menari
Tetapi
ini tentang histori, tentang cerita hari ini
Disini,
di Batang Sinuruik
Ditemani
payung-payung didera hembusan angin
Siang
ini, diantara dinding-dinding rumah nan penuh warna warni
Cerita
hari ini, takkan pudar, terpatri dalam memori nan abadi
Mengalir
dalam hati sampai raga ini, mati
Kulah, Maret 2018